Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

Minggu Biasa XV/A/2011

Yes 55:10-11  Rom 8:18-23  Mat 13:1-23

PENGANTAR
          Nabi Yesaya dalam Bac.1 mengatakan: “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembal ke sana, melainkan mengairi bumi, membuat-nya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman Tuhan yang keluar dari mulut-Ku”. Demikianlah hujan yang turun di padang pasir seolah-olah tampak tak berguna. Tetapi tetap melaksanakan apa yang dikehendaki Allah. Ibaratnya, seperti Injil yang diwartakan dapat jatuh dalam hati yang keras dan kering, namun seringkali hujan itu dapat mengubah hati orang dalam hidupnya. Marilah kita mencoba menangkap pesan, yang disampaikan Yesus kepada kita dalam Injil Matius dalam perumpamaan seorang penabur yang menabur di beberapa tempat.

HOMLI
          Paulus dalam Bac.2 menegaskan kepada kita, bahwa untuk menerima keselamatan yang diberikan oleh Allah kepada kita lewat Kristus, membutuhkan kesabaran yang kuat dan teguh. Keselamatan kita, yaitu pembebasan dari beban hidup berat yang menekan hidup kita, membutuhkan perubahan hati yang keras dan kering menjadi lunak dan lembut.

          Untuk menerangkan kebenaran dan nilai-nilai kristiani sejati, Yesus menggunakan perumpamaan-perumpmaan, supaya mudah ditangkap dan dipahami orang. Dan dalam perumpaman dalam Injil Matius hari ini Yesus secara singkat menerangkan adanya empat sikap dasar manusia. Yang pertama ialah orang yang tak pernah mau menerima firman Allah (Mat 13:19). Yang kedua orang menggambarkan orang yang percaya, tetapi hanya sementara, dan meninggalkan imannya karena ketakutan, tekanan dan  penganiayaan (ay.20-21). Ketiga ialah orang yang percaya, namun dalam hatinya firman Allah digoncangkan oleh keraguan-raguan, ketidakpastian duniawi, dan tergoda kekayaan harta (ay.22). Akhirnya, yang keempat ialah orang yang mendengarkan, mengolah dan menanggapi firman Allah dalam hidupnya, sehingga menghasilkan buah yang melimpah (ay.23). Demikianlah dalam Injil Matius ini Yesus mengarahkan perhatian-Nya kepada orang-orang sebagai pribadi yang tahu bertanggungjawab kepada Tuhan. Ia harus berani selalu menyesuaikan segenap hidupnya dengan ajaran, atau firman Allah, yang selalu bagaikan hujan yang dicurahkan kedalam hatinya.

          Sabda atau firman Allah itu harus selalu diterima dan dihayati. Dan kita diajak makin meyakinkan diri, bahwa sabda Allah tidak pernah sia-sia, dan selalu menghasilkan sesuai dengan kehendak-Nya. Walaupun sepintas lalu seolah-olah benih firman Allah jatuh di tanah keras, kering ataupun wadas; atau di tanah yang luas, namun tuidak menghasilkan hasil makanan atau minuman; atau juga di padang gurun, di mana tiada nilai-nilai manusiawi yang mutlak dibutuhkan, - menghadapi semua itu timbullah pandangan, bahwa firman Allah gagal atau sia-sia. Fiman Allah kerapkali jatuh di hati orang yang keras dan kering. Firman Allah diarahkan kepada semua orang, juga kepadamereka, yang sombong, kurang berperasaan, kikir, dan merasa tahu segalanya. Kepada orang-orang ini seolah-olah sia-sia kembali kepada Allah. Tetapi dalam kenyataan bukan demikian. Semuanya telah direncanakan, akan pasti akan berhasil. Segala yang tampak sia-sia itu merupakan tanda atau bukti kasih dan belaskasihan Allah. Tanpa kita ketahui, akhirnya yang tampak sia-sia itu akan berhasil dan berbuah: orang-orang berdosa kembali kepada Allah, meninggalkan dosa-dosanya.

          Memang kerapkali Injil ditolak atau dihina, bagaikan hujan yang turun dalam telinga/pendengaran orang-orang yang hatinya bagaikan batu keras. Namun kendati adanya pertentangan ataupun tamapknya sebgai kegagalan, firman Allah yang diwartakan Yesus pasti akan menghasilkan buah yang melimpah! Di balik segala sesuatu yang merupakan hambatan, kekuatan kasih Allah yang diungkapkan dalam firman sabda-Nya akan mampu mengairi dan menyirami hati manusia sekeras atau sekering apapun!

          Maka marilah kita sungguh berusaha agar hari demi hari kita terus berusaha membuat sabda/firman makin terus berakar dalam hati kita. Bila kita makin mampu melihat lebih jauh, lebih mendalam, lebih terbuka memahami apa yang difirmankan Allah kepada kita, baik lewat Kitab Suci, nasehat orang lain maupun dalam peristiwa dan hidup kita sehari-hari, kita akan sungguh dapat memiliki hati yang subur, di mana pohon-pohon

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/