Ragi dalam adonan
Ketika Kerajaan Romawi runtuh karena serangan bangsa-bangsa barbar dan menjadi hancur berantakan, nampaknya seperti akhir dunia, (Kita selalu menyebut Kerajaan Romawi bukan karena satu-satunya tempat yang dihuni di seluruh dunia, tetapi karena pengkhotbah-pengkhotbah Kristen hampir tidak pernah keluar dari perbatasan-perbatasannya). Itulah awal dari kehancuran dan pengrusakan sedemikian hebat selama beberapa abad sehingga banyak orang berpikir kiamat sudah dekat.
Tetapi kenyataannya,. penghancuran yang diwartakan oleh Yohanes dalam Kitab Wahyu merupakan awal dari zaman-zaman lain. Gereja tidak runtuh dalam kekacauan. Sebaliknya,Gereja menemukan suatu tugas baru: mewartakan injil dan mendidik masyarakat yang, setelah serangan-serangan dari orang-orang barbar, kembali menjadi masyarakat yang lebih miskin, tidak beradab dan berantakan,
Satu-satunya kekuatan moral atau lembaga paling stabil yang dikenal oleh masyarakat adalah Gereja. Banyak kali uskup menjadi satu-satunya "pembela rakyat" terhadap penyerbu-penyerbu itu, Hanya imam-imam yang menjadi pendidik masyarakat buku-buku tentang kebudayaan kuno disimpan di biara-biara bersama Kitab Suci. Gereja berperan sebagai hati nurani masyarakat primitip ini yang bersifat kejam, liberal dan berlebihan. Sementara Gereja berjuang untuk membatasi peperangan dan pembalasan dendam, untuk memulihkan otoritas sipil, untuk melindungi kaum wanita dan anak-anak serta mengajarkan nilai-nilai kerja yang membangun, Gereja membiarkan dirinya disusupi oleh takhyul den korupsi. Cukup sering nampak bahwa otoritas tertinggi, para paus dan uskup, terlibat dalam korupsi dan kebiasaan-kebiasaan dunia yang buruk ... tetapi Gereja lebih luas daripada mereka itu, dari apa yang telah ditaburkan dengan banyak air mata akan menghasilkan buah-buahnya.
Dalam perjalanan sejarah keselamatan, Allah telah mengajar bangsa Israel sambil membiarkan banyak ajaran sesat yang akan dikoreksi pada waktunya. Pada gilirannya, masyarakat yang membentuk komunitas Kristen belajar hidup sebagai manusia yang bertanggungjawab dan bebas. Dalam peradaban baru yang sedang muncul, kebudayaan kesenian dan terutama semua gagasan adalah hasil iman mereka, sekalipun ban yak hal yang sama sekali tidak bersifat Kristen.
Dari Para Rasul Kepada Kita
Sumber : Kitab Suci Komunitas Kristiani (Edisi Pastoral Katolik)
