Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU ADVEN III/A/2016

Yes 35:1-6a Yak 5:7-10 Mat 11:2-11

PENGANTAR
     Sebagai lagu pembukaan Minggu Adven III ini dalam perayaan liturgis Gregorian dinyanyikan lagu antifon "Gaudate" artinya "Bersukacitalah". Memang dalam masa adven ini kita diajak mempersiapkan diri untuk bersukaria atau bergembira guna menyambut kedatangan Penyelamat kita.

HOMILI
    Meskipun kita memang diajak bersukaria guna mempersiapkan diri untuk menyongsong Yesus dalam perayaan Natal, namun Gereja mengajak kita melakukannya menurut pesan Injil Matius seperti yang telah kita dengarkan tadi.

    Dalam Injilnya Matius memperkenalkan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pemandi ini adalah seorang sosok, tokoh atau pribadi yang tahu dan sadar akan makna, tujuan dan tugas hidup seorang manusia menurut kehendak Allah yang menciptakannya.

    Yohanes Pemandi tampil sebagai orang yang tulus, jujur, sederhana dan rendah hati, tetapi berani mengatakan apa yang benar kepada siapapun, bahkan kepada Raja Herodes! Kebenaran pada hakikatnya harus dipegang teguh dan tidak boleh dinodai! Karena itu demi kebenaran Yohanes Pemandi berani dan rela mengorbankan hidupnya.

    Atas kehidupan, sikap dasar, kata-kata dan perbuatan Yohanes Pembaptis, Yesus telah memberi kesaksian ini dengan berkata : "Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku (Mat 11:6)". Dan diteruskan-Nya: "Sesungguhnya, di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis (Mat 11:11)". Apakah latar belakang pernyataan dan kesaksian Yesus itu atas Yohanes Pembaptis?

    Yesus mengakui bahwa Diri-Nya datang untuk menyelamatkan umat manusia. Namun, justru sebagai "orang begitu agung", yakni sebagai Penyelamat umat manusia, mau mengakui dan menghargai pribadi orang yang justru hanya bertugas melaksanakan tugasnya dengan baik, setia bahkan rela menanggungnya sampai mati, yaitu Yohanes Pemandi!

    Di situlah letak sukacita, kegembiraan sejati, yang ingin disampaikan oleh Gereja kepada kita warga - warganya. Yohanes Pemandi adalah teladan kita, sebagai seorang sosok yang tahu dan sadar akan makna dan tugas kita, apabila kita ingin menjadi manusia kristiani sejati. Jati diri pribadinya ialah : tulus, jujur, tahu akan haknya, namun sekaligus juga akan kewajibannya, serta tahu akan batas-batasnya!

    Seruan klasik ataui tradisional, namun tetap aktual dan relevan serta tetap berlaku bagi kita sekarang ini juga, ialah seruan Yohanes Pembaptis: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! (mat 3:2)". Kedatangan Kerajaan Allah bukanlah hanya kelak. Kerajaan Allah ialah kedatangan Yesus Kristus! Kedatangan dan penampilan Yesus dari Nasaret ke dalam masyarakat itulah Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah. Apa yang dijanjikan oleh Nabi Yesaya dan apa yang ditegaskan oleh Yakobus dalam bacaan-bacaan hari ini merupakan kenyataan, seperti yang dikatakan oleh Yesus sendiri : Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang miskin diberi kabar baik, bahkan orang mati dibangkitkan. Dan bagi zaman kita sekarang inipun setiap orang harus makin diperlakukan secara adil. Dengki dan dendam diganti dengan keramahtamahan dan kasih.

    Apakah pesan Injil Matius kepada kita pada Hari Minggu Adven III ini? Seperti telah disampaikan pada awal misa kudus ini, Gereja mengajak kita bersukacita. Kita harus sungguh mempersiapkan diri untuk bersukacita menyambut kedatangan Yesus Penyelamat. Kita diajak bersukacita mendengarkan ucapan Yesus : "Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolah Aku!". Artinya, kita akan bersukacita, akan bahagia apabila kita sungguh percaya kepada Yesus, dan selalu bersedia mendengarkan sabda-Nya dan berbuat sesuai dengan perintah-Nya.

    Itu akan menjadi kenyataan, yaitu kita akan sungguh bersukacita, apabila kita di hadapan Tuhan bersedia bertobat seperti disampaikan oleh Yohanes Pembaptis dan telah dilaksanakannya sendiri dengan teladan sikap dasar hidupnya. Kita diingatkan oleh Yesus sendiri: "Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis (Mat 11:11)".

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/