Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

Malam Natal /B/2011

Yes 9:1-6   Tit 2:11-14   Luk 2:1-14


PENGANTAR
            Paus Benedictus XVI dalam suatu audiensi kepada umat di Roma mengatakan, bahwa “misteri Natal tampak begitu indah, sehingga ibaratnya tak mungkin merupakan suatu kenyataan”. Tetapi kelahiran Kristus sebenarnya menunjukkan kepada kita, bahwa hidup kita sekarang ini ada artinya, ada maknanya. Makna hidup kita itu ialah adanya keterlibatan Allah dalam hidup kita ! Di tengah kegelapan di Betlehem mucullah sinar gemerlap: Allah Pencipta alam semesta menjadi manusia. Di Betlehem lahirlah seorang bayi di palungan, yang sekaligus mengingatkan kita akan begitu banyak anak yang lahir dan hidup dalam keadaan dan kondisi kemiskinan orang tua mereka. Kondisi yang jauh dari apa yang diharapkan oleh anak-anak yang harus lahir sebagai manusia yang bermartabat penuh.

            Marilah kita dengan sepenuh hati merayakan malam Natal ini sesuai dengan misteri Allah yang rela menjadi manusia seperti kita. Terutama di tengah dunia dewasa ini, serba cemerlang dan penuh iklan hadiah-hadiah Natal lewat media komunikasi luar biasa jangan sampai kita akan justru kehilangan makna rohani Natal yang sebenarnya, dan direndahkan menjadi kegiatan komersial jual beli hadiah Natal serba indah belaka! Itulah pesan Paus Benediktus XVI seminggu lalu kepada umat kristiani.

HOMILI
            Marilah pada malam ini kita berlutut di hadapan palungan Yesus, di mana *Ia berbaring di kandang hewan. Kita semua dalam batin sungguh merasa tergugah melihat suasana di tempat kelahiran Penyelamat kita di Betlehem. Yesus yang adalah Allah telah menjadi manusia. Sungguh kita tidak mampu memahami cinta kasih Allah sedemikian besarnya kepada kita manusia.

            Allah melaksanakan tindakan itu bukan karena kita layak, melainkan hanya karena kasih-Nya yang tak terbatas kepada kita. Allah sungguh ingin, agar kita manusia ciptaan-Nya dapat mengambil bagian dalam kebahagiaan-Nya yang abadi.

            Menghadapi peristiwa di Betlehem yang menakjubkan ini kita hanya dapat bersyukur sebulat hati, dan dengan rendah hati bertekad untuk memperdalam dan memperteguh iman kita. Peristiwa di Betlehem itu adalah tindakan kasih awal, yang akan dilakukan Yesus terus menerus sepanjang seluruh hidup-Nya yang pendek. Kita manusia dijadikan  sahabat-sahabat-Nya. Maka marilah kita memelihara dan melak-sanakan persahabatan-Nya dengan kita itu. Bila kita memenuhi apa yang diharapkan Allah dari kita, maka Allah akan mempersilahkan kita juga ikut serta merasakan kebahagiaan-Nya. Solidaritas antar manusia sebagai sahabat itulah pesan Natal bagi kita.

            Untuk merayakan  peristiwa Natal penuh makna ini sangatlah berguna bagi kita, untuk bertanya diri secara sungguh-sungguh: Apakah aku sungguh-sungguh menyediakan tempat Allah di dalam hidupku, di dalam hatiku? Ataukah hidupku terlalu penuh sesak dengan urusan lain. Apakah hatiku telah penuh dengan kegembiraan dan kecemasanku sendiri, penuh ambisi memperoleh keududukan tinggi dan kekuasaan? Ataukhah penuh dengan hal apapun lainnya, sehingga  tiada tempat lagi bagi Tuhan, seperti yang terjadi di Betlehem pada malam itu?

            Terutama sejak terjadinya peristiwa di Betlehem 20 abad lalu itu, Tuhan selalu lahir kembali dan berdiri di depan hati kita semua! Semoga kita sungguh bersedia membuka pintu hati kita dan menerima Dia dengan gembira dan penuh harapan. Apabila kita menerima Tuhan, yang setiap kali lahir kembali di depan hati kita, maka Ia akan sangat memperkaya kita dengan keinginan dan harapan-Nya, yaitu kegembiraan, damai dan kesejahteraan dalam hati semua orang tanpa perbedaan. Dapatkah kita memiliki kebahagiaan dan kegembiraan Natal sejati, selama peristiwa kelahiran miskin Yesus di Betlehem itu kinipun 20 abad sejak kedatangan-Nya, masih tetap terjadi di mana-mana?

            Paus Benedictus XVI berkata: “Mungkin kita akan lebih mudah menyerah kepada kekuatan dan kepada kesombongan. Tetapi Kristus tidak memaksa kita  menyerahan diri kita kepada-Nya. Kristus lebih menyapa hati kita dan mengundang kesediaan kita untuk menerima kasih-Nya. Kristus telah membuat diri-Nya kecil dan sederhana, justru untuk membebaskan kita dari pelbagai pretensi atau ambisi keagungan dan kesombongan kita. Ia, Allah, secara bebas menjadi  manusia, untuk membebaskan kita sepenuhnya, agar dapat mencintai Dia sepenuhnya pula”.

Paus Benedictus XVI juga mengajak kita semua mohon doa kepada 2 tokoh lain, yang juga hadir pada kelahiran Yesus di Betlehem: Santa Maria dan Santu Yusuf. Paus berkata: Marilah kita mohon Santa Perawan Maria, sebagai tabernakel Sabda yang menjadi daging, dan Santo Yusuf, saksi peristiwa keselamatan tanpa berbicara, agar meneruskan kepada kita rasa batin mereka, ketika mereka menantikan kelahiran Yesus. Agar dengan demikian kita dapat mempersiapkan diri dan merayakan secara suci kedatangan Kristus dalam Natal, penuh kegembiraan iman dan akhirnya berpuncak pada pertobatan diri tulus seutuhnya”

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/