Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

KAMIS PUTIH 2017

Kel. 12:1-8,11-14; 1 Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15.

PENGANTAR
    Dengan merayakan Kamis Putih dalam rangka Pekan Suci ini, ketiga Bacaan Kitab Suci, yaitu Kitab Keluaran, Surat Paulus kepada umat di Korintus dan Injil Yohanes menunjukkan kepada kita betapa besar perhatian dan kasih Allah yang utuh kepada kita umat-Nya. Kasih Allah ini dilaksanakan oleh Yesus Kristus di dalam segenap sikap dan perbuatan-Nya, bahkan Ia memberikan diri-Nya sendiri sebagai roti hidup kepada kita. Semoga kita semua kian hari kian sadar akan betapa besar kasih Allah yang dilimpahkan kepada kita dalam merayakan Ekaristi.

HOMILI
    Dalam suratnya kepada umat di Korintus Paulus menegaskan kepada kita, bahwa pada meja perjamuan Ekaristi kita menerima tubuh Yesus sendiri. "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!" Tetapi Injil Yohanes melengkapi keyakinan Paulus itu dengan memberitahukan kepada kita, bahwa Yesus sebelum memberikan diri-Nya sebagai roti hidup, Ia lebih dahulu membasuh kaki murid-murid-Nya. Baik Paulus maupun Yohanes memperkenalkan pribadi Yesus Kristus secara utuh.

    Keduanya bersama-sama memperlihatkan kepada kita hubungan erat antara pembasuhan kaki dan Ekaristi dalam pribadi Yesus. Memang makan orang Yahudi harus cuci tangan, terutama menjelang perjamuan makan Paskah. Kakinyapun harus dibersihakan, agar payak berhimpun makan hidangan Paskah Yahudi.

    Menjelang Paskah berhimpunan bersama murid-murid-Nya,Yesus sadar bahwa Ia akan menghadapi pergulatan batin, akan menderita bahkan akan menghadapi kematian. Sadar akan tugas perutusan-Nya sebagai Messias, Yesus dalam perjamuan malam terakhir itu, bukan hanya mau menghidangkan sekadar roti dan anggur biasa, akan tetapi tubuh dan darah-Nya sendiri.

    Dan agar supaya murid-murid-Nya sungguh mengetahui dan menya-dari makna perjamuan malam terakhir itu, maka Yesus mengingatkan mereka akan kebutuhan atau tuntutan mutlak, yang harus mereka penuhi, yaitu kemurnian atau kebersihan hati. Maka Yesus sebagai Guru, bahkan sebagai Penebus pun membasuh kaki murid-murid-Nya. Bukan hanya untuk pembersihan anggota tubuh jasmani, melainkan sekaligus pembersihan batin atau hati nurani mereka.

    Yesus mau menunjukkan hubungan erat antara kemurnian hati dan Ekaristi. Menerima Ekaristi berarti menerima Yesus sendiri. Maka syaratnya ialah bahwa kita harus sungguh dalam kondisi rohani atau kondisi batin yang sungguh bersih, tanpa perhitungan, tanpa pertentangan, tanpa rasa dendam dan tanpa pamrih. Yesus sendiri menunjukkan kondisi batin pantas yang harus kita miliki untuk menerima tubuh-Nya sebagai roti hidup kita. Yesus adalah Guru murid-murid-Nya, namun meskipun demikian Ia membasuh kaki mereka. Dengan demikian hanya orang yang dibersihkan oleh-Nya sendiri patut serta layak untuk menerim Tubuh dan Darah-Nya. Harga diri yang berlebihan dan kesombongan hati dalam bentuk apapun, pada dasarnya berarti menolak kasih Allah. Apa yang dilakukan Yesus, yaitu membasuh kaki murid-murid-Nya adalah justru teladan kebesaran dan keagungan diri pribadi kristiani sejati. Keagungan diri sejati ialah kerendahan hati. Berhadapan dengan Yesus sebagai Penyelamat yang bersikap dan berbuat demikian, kita bertanya kepada diri kita masing-masing: "Rela dan sanggupkah kita sebagai murid-murid Yesus membasuh kami sesama kita?" Ataukah kita lebih menganggap diri kita lebih tinggi dan mulia dari pada Yesus, sehingga menolak membasuh kaki sesama kita?

    Sebelum menyerahkan diri-Nya sebagai makanan dan minuman, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, sebagai bukti bahwa Ia sungguh mengasihi semua murid-Nya, termasuk Yudas Iskariot, meskipun ia akan mengkhianati-Nya! Allah melalui Kristus mengasihi setiap orang sehabis-habisnya. Karena itu Yesus berkata: "Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah kuperbuat padamu". Apa pesan Injil dalam Kamis Putih ini bagi kita sekarang ini?

    Di dalam masyarakat kita ada aneka perbedaan : orang lemah lembut dan kasar, orang kaya dan miskin, orang adil dan tidak adil, ada orang merasa diri penting dan yag rendah hati, ada yang rela mengampuni dan ada yang sungguh benci dan dendam. Kenyataan sungguh bertentangan dengan sikap yang ajarkan dan ditelandani Yesus sendiri untuk menerima diri-Nya dalam Ekaristi! Padahal Ekaristi adalah Yesus Kristus, yang satu dan sama, dan mau menyatukan semua orang yang bersedia untuk saling menerima.

    Kita semuanya ini hanya pantas menyambut Yesus dalam Ekaristi, apabla kita rela dan sanggup dengan rendah hati mambasuh kami sesama kita. Tiada penerimaan sejati Yesus dalam Ekaristi, tanpa pembasuhan kaki.

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/