Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

HARI MINGGU BIASA II/A/2017

Yes 49:3.5-6 1 Kor 1:1-3 Yoh 1:29-34

PENGANTAR
    Yohanes Pemandi dalam Injil hari ini menyampaikan kesaksiaannya tentang siapakah Yesus, yang datang dari Nasaret dan ingin bertemu dengan dia di sungai Yordan. Yohanes menyebut Yesus: "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia." Tetapi ditambahkannya lagi: "Maka aku memberikan kesaksian: Dia inilah Anak Allah." Marilah kita dalam perayaan ekaristi ini merenungkan siapakah Yesus seperti disaksikan oleh Yohanes itu.

HOMILI
    Injil Yohanes ditulis pada waktu menjelang akhir abad pertama, dan ditulisnya sebagai orang tua, yang bukan hanya sekadar berceritera, melainkan sekaligus mengungkapkan refleksi imannya bertahun-tahun kepada Yesus. Yesus disebutnya secara simbolis sebagai "Anak domba Allah". Pada waktu itu persembahan kepada Allah dilakukan dengan menyelenggarakan korban binatang, khususnya anak domba. Sebab anak domba dikenal sebagai seekor binatang yang halus dan tunduk untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Karena itu Yohanes dalam Injilnya ingin mengampaikan suatu gambaran baru tentang hubungan antara Allah dan manusia, antara Allah mahabaik yang mau menyelamatkan, dan manusia yang berdosa namun akan diselamatkan.

    Yesus sebagai wakil umat manusia ditampilkan sebagai korban, sebagai "anak domba" dari pihak manusia kepada Allah. Dan korban inilah yang dapat dosa manusia dibersihkan dan terhapus. Keburukannya disingkirkan. Inilah ungkapan iman sebagai kesaksian, yang ingin disampaikan Yohanes dalam Injilnya sebagai keyakinan imannya sampai usianya yang tinggi. "Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia."

    Kejahatan pada dasarnya mendatangkan hukuman. Inilah pandangan yang lazim dimiliki orang. Namun ternyata masih ada segi lain, yang kurang dilihat dan diperhatikan, yaitu segi Allah, Bapa kita, yang meskipun banyak dosapun masih mau menyelamatkan siapapun, yang mau dan ingin diselamatkan. Sudah lazimlah orang berpikir: "Kejahatan mendatangkan hukuman, sebaliknya kesalehan mendatangkan pahala!". Pandangan itu benar, namun ternyata bagi orang yang sungguh percaya masih ada kepercayaan, yaitu bahwa di samping kelemahan dan kerapuhan manusia masih ada juga kasih dankerahiman Allah!

    Apa pesan Yohanes dalam Injilnya kepada kita untuk zaman kita ini juga. Yohanes mengajak kita sekarang ini untuk makin melihat dan mengakui kedua fakta ini:

1. Kerapuhan manusia dan,
2. Kerahiman Allah!

Dalam kesaksiannya tentang Anak Domba Allah Yohanes menyadarkan kita, bahwa kemanusiaan kita yang rapuh ini tetap disertai kerahiman ilahi. Kesaksian Yohanes diungkapkan dengan bahasa atau istilah "anak domba". Wajah manusia yang karena dosa menjadi buruk dikembalikan utuh lagi. Cacat buruknya terhapus. Dan apa latar belakang dan konsekuensinya? Anak Domba Allah, yaitu Yesus, adalah manusia juga seperti kita, maka Ia dapat dijadikan teladan dan pegangan setiap orang dalam sikap dan perbuatan-Nya terhadap sesama manusia. Itulah yang dimaksudkan Yohanes. Kita diajak untuk menjadi anak domba bagi sesama. Khususnya Yesus sendiri yang datang sebagai Gembala, sebagai Pemimpin, sebagai Raja sejati, justru tampil sebagai Anak Domba!

    Yohanes masih menambahkan sesuatu dalam hal ini. Sebagai tambahan dan perlengkapan, Yesus juga disebut "Anak Allah". Dalam bahasa Ibrani "Anak Allah" tidak diartikan secara harfiah. Artinya yang lebih mendalam ialah untuk menekankan pengertian tentang hubungan yang mendalam antara "anak" dan "bapak". Yaitu di antara bapak dan anak ada hubungan kedekatan, keakraban, perhatian besar, kepedulian. Dan dengan demikian sebutan "Anak Allah" berarti bahwa manusia adalah dekat Allah. Kesimpulannya: barangsiapa dekat dengan Allah, harus membuatnya juga dekat sesama. Orang yang sungguh dekat Allah, Bapa-Nya, pasti akan bersedia pula bergaul sebagai Anak Domba Allah, yaitu Kristus sendiri, dengan sesamanya.

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/