Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

HARI MINGGU PRAPASKAH V/2018

Yer 31:31-34; Ibr 5:7-9; Yoh 12:20-33;

PENGANTAR
    Isi pokok pesan Kitab Suci dalam Minggu Prapaskah V ini ialah mengundang kita untuk mendekati dan melihat wajah Yesus, sebagai model seorang imam sejati, yang sanggup menderita, memiliki rasa ikut prihatin dan berbelaskasih, serta peka terhadap solidaritas dengan sesama. Orang-orang Yunani, yang bukan orang Yahudi, ingin bertemu dan melihat wajah Yesus. Kita ini bukan "orang-orang Yunani", bukan orang Yahudi, tetapi juga ingin seperti orang-orang Yunani berjumpa dengan Yesus, untuk melihat wajah-Nya dan sungguh mengenal Yesus yang sebenarnya sebagai Penyelamat kita.

HOMILI
    Bab 12 dalam Injilnya Yohanes menggambarkan bagian terakhir masa penampilan Yesus di depan umum, sebelum ia mengemukakan peristiwa-peristiwa penderitaan-Nya, yang akan kita ikuti mulai Mingu depan adalah Minggu Palma. Seperti orang-orang Yunani, kita pun sekarang ingin bertemu, mengenal wajah Yesus yang sebenarnya. Di seluruh Kitab Suci terungkap, bahwa semua orang ingin mengenal dan melihat wajah Allah. Misalnya dalam Mazmur-Mazmur tercetuslah kerinduan manusia melihat Allah.

    Kitab Ibrani (Bac.II) memperkenalkan kepada kita Yesus dengan per-juangan batin-Nya di kebun zaitun di Getsemani. "Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut" (Ibr 5:7). Dalam Perjanjian Lama tidak pernah imam agung digambarkan sebagai orang yang menyama-kan dirinya dengan orang lain sebagai sesama. Imam agung yang berbelas kasih kepada kaum pendosa tak dikenal dalam Perjanjian Lama. Ternyata dalam Kitab Ibrani diperkenalkan gambaran tentang imamat yang total berbeda! Imamat Yesus berarti kesediaan diri ikut merasa menderita (compassio) dan solidaritas. Yesus ikut mengalami hidup manusia dengan darah dan daging dengan segala ciri-cirinya kecuali dosa. Ia telah diuji dengan segala percobaan seperti yang pernah kita alami sebagai manusia. Ia tahu kelemahan-kelamahan kita. Tetapi Ia selalu mempunyai "compassio", peka ikut merasakan penderitaan orang lain disertai keprihatinan. Inilah imamat yang sebenarnya, dahulu maupun sekarang!

    Apa pesan gambaran atau wajah Yesus itu bagi kita sekarang ini? Wajah Yesus yang kita kenal itu bukan menjauhkan diri kita daripada-Nya. Justru sebaliknya! Aneka macam tantangan, percobaan, kelemahan, kerapuhan kita sehari-hari justru menciptakan suatu kesempatan bagi kita untuk bertemu dan untuk melihat wajah Yesus. Kesimpulan kita ialah, jangan sampai hidup kita tertekan, karena harus memanggul beban kondisi dan situasi hidup kita yang berat. Mengapa? Karena kita tahu dan yakin bahwa Yesus adalah bersama kita. Dan menurut Kitab Ibrani Yesus telah diselamatkan dari maut dan didengarkan permohonan-Nya "karena kesa-lehan-Nya" dan karena "telah belajar menjadi taat". Nah, bila demikian, kita pun dapat menerima hiburan. Sebab dengan doa kita yang tekun dan disertai ketaatan kita akan kehendak Allah, kita pasti akan didengarkan Tuhan.

    Kita mengenal Yesus lewat Kitab Suci, khususnya melalui Injil. Injil adalah kesaksian para murid Yesus sebagai saksi-saksi, dan diabadikan da-lam Injil sebagai pegangan bagi semua orang bila mau mengenal Yesus. Tetapi di samping kesaksian tertulis dibutuhkan juga saksi-saksi hidup yang tak tertulis. Kita mempunyai seorang saksi untuk zaman kita, yaitu almarhum Paus Yohanes Paulus II.

    Tokoh yang bernama Karol Wojtyla itu kini kita kenal sebagai Santo Yohanes Paulus II. Kita mengenal betapa banyak pergulatan dan penderitaan yang harus dialaminya sebagai Pengganti Petrus. Beliau wafat 2 April 2005. Dengan mengalaminya sendiri, Paus ini dalam masa kepemimpinannya meninggalkan pelajaran tak tertulis bagi kita, yaitu bahwa setiap orang, termasuk Paus, Wakil Kristus sendiri, harus menderita! Ia pun ditembak untuk dibunuh. Menjelang masa akhir penggembalaannya, kekuatan badannya yang memungkinkannya mengunjungi umat ke pelbagai penjuru dunia sangat menurun; tangannya yang mampu menulis begitu banyak ensiklik, anjuran apostolik dan lainnya, begitu juga suara pewartaannya yang kuat tak dapat terdengar lagi, namun semuanya itu tidak membuatnya ragu-ragu ataupun tergoncang hatinya. Karena itu banyak suara di dunia ini mengatakan, bahwa pewartaan yang terkuat dari Paus Yohanes Paulus II, yang sekarang diakui resmi sebagai Santo oleh Gereja, adalah justru dirasakan dunia ini ketika kekuatan suara, tulisan dan kegiatan aktif karyanya sudah tidak mungkin lagi. Justru penderitaan yang dialami Paus Yohanes Paulus dalam menghayati tugas penggembalaannya, meru-pakan bukti bahwa beliau sungguh mengenal wajah Yesus yang sebenarnya. Dengan mengenal wajah Yesus yang menderita, beberapa jam sebelum wafatnya Paus Yohanes Paulus II berkata : "Biarlah Aku pulang ke rumah Bapa". Beliau wafat 2 April 2005 jam 09.37. Yesus melalui penderitaan dan kematian-Nya, sebagai Imam yang suci, Wakil dan Abdi Allah ini, telah menebus kita. Yesus memperlihatkan wajah-Nya yang sebenarnya. Kita ditebus dengan perbuatan-Nya yang baik, tetapi juga dengan penderitaan dan wafat-Nya. Itulah wajah Yesus yang sebenarnya! Begitulah seharusnya wajah setiap orang kristiani yang sebenarnya.

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/