Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

Hari MINGGU BIASA XVII/A 2017

1 Raj 3:5.7-12; Rom 8:28-30; Mat 13:44-52;

PENGANTAR
    Pesan fundamental untuk dapat menentukan keberhasilan penghayatan hidup kita, disampaikan oleh Yesus kepada kita dalam Injil Matius, dengan perumpamaan tentang harta dan mutiara terpendam di ladang. Pesan Yesus ialah, bahwa kita harus tahu dan berani memilih yang terbaik bagi kita, bukan hanya untuk hidup sekarang, tetapi juga untuk masa depan hidup kita kelak. Dalam pesan-Nya itu Ia menuntut, agar kita dalam hidup kita selalu berani mengambil pilihan dan keputusan yang terbaik menurut ajaran dan teladan-Nya.

HOMILI
    Yesus berkali-kali menyampaikan pesan-Nya lewat aneka perumpaan. Misalnya perumpamaan tentang orang yang mencari domba yang hilang. Atau tentang seorang perempuan yang kehilangan uangnya. Juga tentang seorang ayah yang kehilangan anaknya. Yesus datang untuk menebus dan menyelamatkan umat manusia yang dikasihi Bapa-Nya. Dengan bahasa alkitabiah dikatakan, bahwa Yesus datang mendirikan Kerajaan Allah. Atau dengan bahasa alegoris, Yesus mau mengatakan, bahwa diri-Nya adalah perwujudan Kerajaan Allah yang berabad-abad menanti-nantikan umat dalam Perjanjian Lama.

    Dahulu ketika Yesus datang dan tampil di depan masyarakat, Ia mengatakan bahwa Kerajaan Allah yang dinantikan sudah datang. Tetapi orang-orang menafsirkan istilah Kerajaan Allah itu secara harfiah. Dianggap sebagai bentuk negara dengan pemerintah politik, aman dan damai sejahtera. Maka sulitlah bagi mereka untuk melihat dan mengakui telah datangnya Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus. Maka mereka bertanya, kapan Kerajaan Allah itu akan datang, dan bagaimana mereka dapat mengenalnya.

    Untuk memahami perumpamaan Yesus dalam Ijil Matius hari ini tentang harta terpendam, perlu diketahui, bahwa di Palestina di zaman Yesus orang biasa memelihara dan menyimpan banda-benda berharga di dalam tanah. Dan apabila orang menangkap ikan, maka yang baik dikumpulkan dan yang tidak baik dibuang lagi ke laut. Sesuai dengan keadaan di Palestina serupa itulah, Yesus dalam perumpamaan tentang harta terpendam di ladang ingin mengatakan, bahwa harta paling berharga, yang diinginkan manuia, yaitu keselamatan kekal yang dilambangkan sebagai Kerajaan Allah, sudah datang.

    Kerajaan Allah yang dimaksudkan bukan berupa sebagai lembaga atau badan atau negara, melainkan yang terwujud dalam diri Yesus dari Nasaret. Pribadi Yesus inilah yang merupakan gambaran Allah yang tidak kelihatan. Pribadi Yesus itulah Kerajaan Allah yang diwartakan kepada kita dan diterangkan dengan aneka perumpaan. Dan Kerajaan Allah itu diwartakan Yesus kepada kita lewat ajaran, perbuatan, penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya. Nah, apa yang dikatakan, dilakukan, dialami Yesus itulah yang merupakan awal terwujudnya suatu masyarakat, suatu dunia yang disebut Kerajaan Allah.

    Seperti murid-murid Yesus dahulu, kita murid-murid-Nya sekarang inipun kerapkali merasa belum mampu untuk menerima, memilik, apalagi menghayati sepenuhnya apa yang diwartakan Yesus tersebut. Mengapa? Karena kita sering belum mau dan berani mengambil secara konsekuen untuk memilih dan memiliki harta yang paling berharga bagi hidup kita, yakni ajaran dan teladan hidup dan perbuatan Yesus yang terbaik bagi kita!

    Yesus telah mewartakan Injil tentang Kerajaan Allah, atau dengan kata lain, Ia telah mewartaakan Injil (evangelisasi) tentang pribadi diri-Nya sendiri, memang dengan segala kebaikan-Nya, namun juga sekaligus dengan segala tuntutan-Nya! Terutama di zaman kita sekarang ini dengan segala kemajuannya, sekaligus dalam situasi dan kondisi dalam masyarakat, yang penuh ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, ketidakpastian, kehilangan harapan, kita sangat membutuhkan evangelisasi diri yang baru atau reevangelisasi. Apa maksudnya?

    Evangelisasi baru berarti menggali kembali harta Injil, yaitu Pribadi Yesus, yang terpendam dalam hati kita. Harta Injil yang kita ketemukan kembali itu harus dibandingkan dengan harta duniawi/materiil yang kita miliki sekarang ini. Harta terpendam ialah Sabda Allah, Injil, ajaran dan teladan Yesus. Sedangkan harta lahiriah yang tampak dan kita banggakan ialah pangkat, kedudukan, popularitas, kekayaan dan kemewahan.

    Maka untuk mengadakan evangelisasi baru, kita dapat bertanya kepada diri kita masing-masing, agar secara sadar mau dan berani mengambil keputusan ini, yaitu harta mana yang akan kita pilih : Injil yaitu Sabda Allah ataukah harta kekayaan atau kebanggaan kedudukan kita? Singkatnya : Perintah Allah ataukah kehendak dan keinginan kita sendiri.

    Mau dan beranikah kita selalu memilih, miliki dan melaksanakan perintah dan teladan Yesus, sebagai harta yang paling berharga daripada kehendak dan kepentingan kita sendiri?

 

Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/