Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901
Materi iman
Dokumen Gereja

No: masukkan no. yang dikehedaki - 0 (nol) untuk melihat daftar isi-(catatan kaki lihat versi Cetak) 

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU PRAPASKAH V/C/10
Yes  43:16-21  Flp 3:8-14  Yoh 8:1-11

PENGANTAR
          Dalam Injil menurut Yohanes hari ini mengenai wanita pendosa, yang menurut hukum Taurat (Im 20:10) harus dilempari batu, ada dua percakapan: yang pertama antara Yesus dan para ahli kitab dan kaum Farisi, dan yang kedua antara Yesus dan si wanita pendosa. Dalam kedua percapakan itu kita dapat memperoleh keyakinan, bahwa belaskasihan mengalahkan kelemahan. Sungguh suatu ceritera injili yang mengharukan hati kita, namun terutama merupakan sumber ketenangan dan damai di dalam hidup kita.

HOMILI
          Kita makin mendekati Pesan Suci (mulai dengan Minggu Palma), di mana kita akan melihat perjuangan Yesus sebagai Penyelamat melawan kejahatan manusia (penderitaan dan kematian di salib). Menurut ceritera Injil hari ini seorang wanita yang berbuat zinah dibawa kepada Yesus, supaya Ia mengatakan pendapat-Nya. Menurut hukum Taurat wanita itu harus dihukum mati. Ternyata Yesus tidak mau langsung menjawab, Ia membungkuk dan menulis di tanah. Mereka mendesak supaya Yesus segera menanggapi dan menentukan sikap-Nya terhadap wanita pendosa itu. Akhirnya Yesus berkata: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini!” Jawaban Yesus itu memperlihatkan kepada kita pengertian atau pandangan serta sikap Yesus yang sangat realistis terhadap kondisi manusia masing-masing. Maka orang-orang yang melaporkan perbuatan buruk orang lain itu akhirnya pergi dan mengundurkan diri satu per satu!

          Kemudian dalam tanggapan Yesus tersebut tampaklah sikap dan perlakuan manusiawi-Nya, yang begitu baik terhadap wanita, yang memang bersalah dan tidak dibenarkan dosanya, namun disertai pesan-Nya: “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang!” Yesus tidak mengusir dan mengutuk wanita itu! Yesus tidak membenarkan dosanya!

          Apakah pesan lain yang disampaikan Injil hari ini kepada kita dalam ceritera tentang wanita pendosa itu? Mengetahui dan menunjukkan kesa-lahan, kelemahan, dosa orang lain juga berarti kesediaan dan kejujuran untuk mengakui, bahwa dirinya sendiri pun adalah pendosa. Orang yang melihat dosa orang lain pun membutuhkan belaskasihan Tuhan! Mewartakan Injil atau Kabar Gembira Yesus Kristus kepada orang lain, tetapi tidak mengakui dan menyadari kekurangannya sendiri serta menghayati perto-batan pribadi yang mendalam, dan merasakan sendiri kebutuhannya akan belaskasihan Allah, - orang semacam itu, baik disadri atau tidak, sebenarnya menentang dan tidak menghayati pertobatan yang dituntut oleh Yesus Kristus sendiri!
         
Inilah yang disampaikan Yesus kepada para ahli Kitab dan kaum Fa-risi; mereka harus memeriksa diri, apakah mereka itu pun adalah pendosa. Dan ketika mereka semua pergi, Yesus tinggal sendirian dengan wanita pendosa itu. St. Agustinus, yang sebelumnya pun adalah pendosa besar, berkata: “Relicti sunt duo, misera et misericordia” (hanya tinggal dua: “yang menderita” dan “belaskasihan” - , yakni wanita pendosa dan Yesus yang berbelaskasihan). Betapa indah kata-kata Agustinus, yang semula adalah pendosa besar, namun kemudian menjadi imam, uskup, bahkan pujangga Gereja!

          Yesus memandang si wanita, Ia tidak minta aneka keterangan. Ia menatap dan menyapa dia: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang mengukum engkau?” Tanggapan Yesus sungguh mengagumkan: “Aku pun tidak mengukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang!” – Tuhan tidak mengutuk manusia, Tuhan mengutuk dosa! Lawan atau musuh kita terbesar ialah kecenderungan berdosa.

          Di dalam hati kita masing-masing, dalam keluarga, dalam lingkungan kerja, di dalam masyarakat, di dunia ini, bahkan dalam Gereja ada banyak dosa dan kenistaan. Dunia dan Gereja membutuhkan belaskasihan Allah! Kita semua membutuhkan komunitas, keluarga, persekutuan, yang berbelas-kasih, yang tahu dan mau saling berbelaskasihan!

          Marilah kita semua tidak berdosa lagi mulai sekarang! Marilah kita saling berbelaskasihan!  Mari membangun komunitas orang-orang yang saling menyadari kelemahannya sendiri, dan saling berbelas-kasihan.

Jakarta, 20 Maret 2010

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/