Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901

Partner Link Website
Keuskupan, Paroki & Gereja

Partner Link Website Katolik & Umum

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU RAPASKA I/A/2014

Kej 2:7-9.3:1-7 Rm 5:12-19 Mat 4:1-11

PENGANTAR
    Setan tiada hentinya menggoda manusia supaya ia melepaskan diri dari hubungannya dengan Allah. Manusia dibujuk mementingkan dirinya sendiri, dan merasa berhak dan mampu berbuat menurut kehendaknya sendiri. Konkretnya ia menjadi sombong dan menyalahgunakan kekuasaan. Menghadapi kenyataan itu kita sebahgai manusia yang beriman  harus belajar dari Yesus sendiri, Putera Allah, yang sebagai manusia seperti kita juga digoda, tetapi dapat bertahan dan mengalahkan godaan. Itulah yang yang diceriterakan dalam Injil Matius hari ini.

HOMILI
    Dalam Injil Matius, pada waktu Yesus dibaptis di sungai Yordan, terdengarlah suara Roh Allah dari sorga: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan” (Mat 3:17). Tetapi sebagai putera Allah ternyata sebagai manusia Yesus pun tak terkecuali mengalami godaan. Waktu pencobaan selama 40 hari itu mengingatkan kita akan pengalaman Musa, yang membutuhkan 40 hari puasa di gunung sebelum menerima Perintah Allah (Kel 34:28; Ul 9:9.18). Juga mengingatkan kita akan perjalanan hidup bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun menuju ke tanah, yang telah dijanjikan Tuhan.

    Pencobaan dan godaan setan, yang dialami Yesus selama 40 hari di padang gurun, mengandung dua tujuan. Pertama, untuk Yesus sendiri, yakni agar dengan mengalami pencobaan dan godaan, karya pewartaan dan pelayanan-Nya dalam Kerajaan Allah yang mau didirikan-Nya dapat gagal. Yesus digoda agar supaya Ia membangun Kerajaan Allah dengan menggunakan perhitungan serta ukuran duniawi melulu. Kedua, godaan setan itu ditujukan juga kepada kita semua sebagai murid atau pengikut Kristus, sebab murid Kristus yang sejati pasti akan selalu menentang dan melawan perbuatan setan, yang menentang Dia.

    Roh yang turun atas diri Yesus pada saat Ia dibaptis membimbing Dia ke padang gurun untuk mengalami perlawanan setan.Yesus bergulat dengan setan atas kekuatan sendiri, sendirian dan dalam kesepian belantara. Si setan mau mencoba mengubah iman dan integritas kesetiaan Yesus akan perutusan-Nya sebagai Almasih. Tetapi berkat kesungguhan jatidiri-Nya sebagai putera Allah, Yesus mampu mengalahkan segenap pencobaan dan godaan setan yang dihadapi-Nya. Yesus mengalami tiga macam pencobaan: soal 1) makan-minum (roti, rezeki), 2) tidak jujur terhadap Tuhan atau mencobai Dia, dan 3) kesetiaan (loyalitas) kepada-Nya.

    Mengenai makan minum. Yesus selalu ingat, bahwa diri-Nya tergantung seluruhnya pada Allah. Artinya, manusia bukan hidup hanya karena ia makan dan minum, melainkan karena Allah menghendaki supaya ia hidup! Karena itu barangsiapa sungguh mengikut Yesus, ia tidak hidup yang tergantung hanya pada dunia ini.  Barang siapa hidupnya tergantung total pada hal-hal material atau barang-barang duniawi saja dan bukan terutama pada Allah, ia menjauhkan diri dari keselamatan yang sebenarnya. Bahkan ia berdosa atau melawan kehendak Allah. Seolah-olah ia berada dan hidup atas kekuataannya sendiri.

    Hal mencobai Allah. Yesus menunjuk apa yang tertulis dalam Kitab Ulangan: “Janganlah kamu mencobai Tuhan, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa” (6:16). Dalam Perjanjian Lama umat memberontak terhadap iman dan kepercayaannya yang dangkal, dan menantang Allah supaya memenuhi janji-janji-Nya. Tetapi Yesus menolak untuk menunjukkan atau membuktikan bahwa Allah menyertai Diri-Nya untuk menyelamatkan Dia apabila menjatuhkan diri dari buhungan bait Allah. Mengapa? Karena Yesus menghormati Allah, artinya Ia tidak mau memanipulasi Allah dengan cara apapun, tidak mau mencobai Dia. Kalau kita sungguh menghormati Allah, kita tidak perlu harus membuktikannya kepada siapapun!- Tetapi akhirnya Yesus, Putera Allah, bersedia menjatuhkan diri ke jurang maut atau kematian, karena Ia sadar, bahwa Allah Bapa-Nya menghendaki agar Ia berbuat demikian (lih.Mat 26:39.53; 27:46).  

    Kesetiaan atau loyalitas total kepada Allah. Pencobaan ketiga ini juga berlatarbelakang Kitab Ulangan dalam Perjanjian Lama, di mana ditegaskan, bahwa manusia hanya boleh mengikuti satu Allah saja yang sudah ditentukan (lih. Ul 6:13-14). Yesus dicobai setan untuk menyembah setan, dan jawaban-Nya berpegang pada Kitab Ulangan 6:13: Anak Allah hanya menyembah Bapa-Nya yang disurga. Manusia diingatkan untuk selalu setia kepada apa yang benar.

Apa pesan Injil Matius hari ini bagi kita sekarang ini?
    Dengan mengalami tiga pencobaan itu Yesus menjelaskan, agar kita jangan mencari kepuasaan kebutuhan materiil belaka. Yesus juga tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang spektakuler hanya untuk memperlihatkan kedudukan dan kekuasaan-Nya. Ia menolak untuk bekerjasama dengan setan yang mengambil bagian dalam kekuasaan agama, hukum, politik, ekonomi, kebudayaan apapun yang bertentangan dengan kehendak Allah. Yesus tampil sebagai orang yang taat kepada Bapa yang mengutus-Nya. Sikap Yesus yang mendasar itu merupakan teladan bagi kita umat kristiani. Sadar atau tidak sadar kita sebagai manusia ini juga dicobai untuk hanya memperhatikan hal-hal yang melulu duniawi, dan mencobai atau menantang Allah. Atau dengan ingin mencari pengaruh dan kekuasaan tanpa memperhatikan keadilan, moralitas, khususnya kasih. Dibekali dengan pengalaman-Nya secara pribadi, semoga Yesus selalu mendampingi dan memperkuat kita untuk selalu mampu melawan dan mengalahkan godaan setan.

 

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

 

buku Katekese terbaru dari Mgr. FX. Hadisumarta. O.Carm

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/