Kalender Liturgi hari ini
Kitab Hukum Kanonik
No. kanon: contoh masukan no kanon: 34,479,898-906
KITAB SUCI +Deuterokanonika
: - Pilih kitab kitab, masukan bab, dan nomor ayat yang dituju
Katekismus Gereja Katolik
No. : masukkan no. katekismus yang dikehedaki, misalnya 3, 67, 834 atau 883-901
Materi iman
Dokumen Gereja

No: masukkan no. yang dikehedaki - 0 (nol) untuk melihat daftar isi-(catatan kaki lihat versi Cetak) 

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

MINGGU XXX/C/2010

Sir 35:12-14.16-18 2 Tim 4:6-8.16-18 Luk 18:9-14

PENGANTAR

Penulis Injil Lukas menggambarkan belaskasih Allah yang tak terperikan dalam dua perumpamaan. Yang pertama tentang bapa yang baik hati menerima kembali anaknya yang "hilang" (Luk 15:11-32). Dan yang kedua, hari ini tentang belaskasihan Allah kepada seorang pemungut cukai/bea, yang dalam masyarakat dianggap sebagai pendosa (Luk 18:9-14). Marilah dalam perayaan Ekaristi, yang merupakan perayaan kasih ini, kita berlutut sebagai orang berdosa untuk mohon ampun dan belaskasihan Allah kepada kita.

 

HOMILI

Allah mahakasih memeluk orang berdosa yang bertobat, dan mengampuni segala-galanya dan menganugerahkan juga segala-segalanya! Sangat mengesankan perumpamaan-perumpamaan yang dipakai Yesus untuk meyakinkan kita akan belaskasihan Allah yang tak terperikan. Dalam gambaran-gambaran itu terungkaplah apa sesungguhnya yang disebut pertobatan. Orang yang bertobat adalah orang, yang menjadi insaf akan keadaannya sebagai orang hilang, seperti dilukiskan dalam perumpamaan anak yang hilang, tanpa harapan di hadapan Allah. Tetapi dengan sepenuh hati ia mengakui dan menyesali segala dosanya. Ia menyerahkan diri kepada pengadilan Allah tanpa memaafkan diri dan tanpa tuntutan apapun. Ia hanya sepenuhnya percaya kepada belaskasihan Allah. Si pemungut cukai/bea dalam perumpamaan Lukas hari ini tidak membanggakan amal atau dananya di hadapan Allah. Ia hanya dengan rendah hati mohon, agar Allah mengasihi dia. Hanya orang sungguh bertobat akan tahu dan mau menjadi rendah hati .

Dari perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai terungkaplah, bahwa sikap manusia yang paling melawan pertobatan adalah keangkuhan hati atau kesombongan dan selalu menganggap diri sebagai orang benar. Maka dalam perumpamaan dalam Injil Lukas hari ini, dengan cara yang sangat mengesankan Yesus menggambarkan hal itu dengan perbandingan antara si Farisi dan si pemungut bea. Si Farisi yang dengan angkuhnya membanggakan amal/dananya di hadapan Allah, sesungguhnya adalah orang, yang tidak mau melihat dan mengakui kelemahan dan kemiskinan rohaninya. Ia tidak merasa membutuhkan Allah dan belaskasihan-Nya! Karena itu ia juga tidak menerima belaska-sihan-Nya juga! Sikap semacam itu biasanya disertai sikap menghina terhadap sesama manusia . Orang-orang semacam itu bukan hanya dahulu di zaman Yesus, sekarang pun banyak orang-orang Farisi modern dalam aneka macam bentuk dan caranya. Sadar atau tidak sadar "orang-orang Farisi" itu kebal dan tidak mampu lagi memikirkan Allah yang maharahim. Bertobat dan mengakui kelemahan mereka anggap sebagai menghina diri sendiri.

Padahal pertobatan sejati yang mau membuka hati kepada belaskasihan Allah hanya mungkin, apabila manusia merasa diri kecil dan tidak berharga di depan Allah seperti seorang anak (Luk 18:16), atau seperti hamba yang tidak berguna (Luk 17:10), orang yang selalu berhutang kepada Allah (Mt 6:12). Tetapi bila kita insaf akan keadaan kita yang sebenarnya ini, maka kepada kita pun ditujukan kata-kata Yesus dalam Injil hari ini: "Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan" (Luk 18:14).

Berguna bagi kita kiranya sebagai pelengkap, makna pertobatan dan kerendahan hati dalam perumpamaan Yesus hari ini kita kaitkan dengan belaskasihan Yesus kepada seorang wanita yang buruk namanya sebagai pendosa (Luk 7:36-50). Wanita pendosa ini dengan rendah hati mohon Allah mengasihani dirinya. Wanita ini dalam suatu perjamuan membasuh kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi. Yesus segera mengatakan, bahwa dosa-dosanya sudah diampuni. Pertobatan sejati mendorong orang berdosa untuk sungguh mengasihi Allah. Tugas Yesus sebagai penyelamat ialah membawa semua orang, khususnya orang berdosa kembali kepada Allah. Karena itu Yesus menjadi sahabat kaum berdosa seperti wanita itu dan si pemungut bea. Yesus bergembira karena mereka bertobat, dan kegembiraan Yesus itu adalah kegembiraan Allah sendiri, sebab apa yang hilang diketemukan kembali! Dan orang yang kembali itu membalas-Nya dengan kasihnya yang sejati kepada Allah. Memang, kasih adalah tanda pertobatan sejati.

 

Jakarta , 22 Oktober 2010.

 

 

 

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan mencantumkan sumber http://www.imankatolik.or.id/